Pilih Bahasa:

Senin, 20 April 2009

Kaidah Beragama

KAIDAH BERAGAMA SEORANG MUSLIM [1]


يآء يهاالذين امنوا قوا انفسكم واهــليكم نارا

وقودها الناس والحجارة


"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu…" (QS. At Tahrim: 6)

يآء يهاالذين امنوا ادخلوآ في السلــم كــافة ولا تـتـبعـوا خطــوا ت

الشيـطا ن انـه لكم عـــدو مبــيــن


"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Agama Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu." (Al Baqarah: 208)


Ayat-ayat di atas merupakan perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, yaitu: Memelihara diri dan keluarga dari siksa neraka, serta perintah agar masuk kedalam Islam secara menyeluruh. Yang berarti perintah agar semua segi kehidupan seorang hamba mengikuti aturan agama Islam. Bukan mencintai suatu ajaran dan membenci ajaran Islam yang lain.

Untuk dapat merealisasikan hal tersebut hendaklah kita mengetahui dan memahami dengan baik kaidah-kaidah berikut ini:

1. Ilmu

Yang dimaksud ilmu di sini adalah Ilmu Agama, yang sumber utamanya adalah Al Quran dan As Sunnah (Hadits).

2. Tauhid.

Tauhid artinya meng-Esa-kan Allah baik dalam hal Ketuhanan Allah (Rububiyyah), dalam Ibadah seorang hamba (Uluhiyyah), maupun dalam hal Nama-Nama dan Sifat Allah (Asma' wa Shifat). Tidak akan sempurna Tauhid seorang hamba jika tidak mengetahui kebalikannya, yaitu Syirik.

3. Ibadah

Makna ibadah adalah: Segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah baik berupa perkataan, perbuatan, yang lahir dan yang batin.

Sifat ibadah adalah Tauqifiyyah (telah tertentu) dan terbatas pada ketetapan syariat. Penentu syariat tersebut tiada lain adalah Allah. Maka tidak layak seorang hamba membuat aturan sendiri dalam hal ibadah baik Kaifiyyah (cara), zaman (waktu) maupun 'adat (jumlah bilangan).

4. Sunnah

Sunnah disini adalah sunnah secara syar'i. Sunnah yang dimaksud adalah Islam itu sendiri yang sumbernya dari Allah dan Rasul-Nya. Dan bukan sunnah dari segi hukum yang artinya tidak wajib. Barang siapa yang ittiba' (mengikuti) Rasulullah dalam segala perikehidupannya berarti telah ittiba' Sunah Nabi dengan sebenarnya.

5. Manhaj

Secara bahasa manhaj artinya jalan yang jelas dan terang. Secara istilah, Manhaj adalah cara beragama seseorang. Sedangkan Manhaj yang dikehendaki Islam adalah: Berpegang teguh kepada Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan pemahaman para Sahabat Nabi (kaum Salaf). Sebab mereka adalah ummat yang paling baik dalam memahami syariat, paling baik akhlaknya, paling cepat dengan kebaikan, dan paling segera meninggalkan larangan. Sehingga mereka sering disebut Salafus-shalih (terdahulu dalam keshalihan), As-sabiqunal awwalun (orang-orang yang pertama-tama menerima dan masuk Islam). Sebagai dasar semua itu, perhatikanlah Surat At Taubah: 100.

6. Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

Amar ma'ruf artinya memerintahkan kebaikan. Nahi Mungkar berarti melarang suatu kemungkaran atau pelanggaran syari'at. Keduanya merupakan pilar penegak Agama Islam dan satu di antara perintah Allah kepada hambanya (QS. Ali Imran: 104), juga merupakan karakter umat terbaik ( QS. Ali Imran:110)

7. Akhlak

Akhlak yang diserukan Islam adalah akhlak yang mulia (karimah). Salah satu misi diutusnya Nabi Muhammad adalah menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam hal ini cukuplah kita kemukakan sebuah Sabda Nabi:

"Sebaik-baik orang muknin dalam hal keimanan adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. At Tirmizi, Hadits Hasan Shahih)



رب اوزعنى أن أشكر نعمتك التى انعمت علي وعلى والدي

وأن اعمل صالحا ترضاه واصلح لى في ذريتي

اني تبت اليك وإني من المسلمين

"Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada bapak-ibuku, dan agar aku dapat melakukan amal shalih yang engkau ridhai. Dan berikanlah kebaikan kepadaku (dengan memberikan kebaikan kepada) anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS. Al Ahqaf: 15)

[1] Artikel ini merupakan Materi kajian rutin di Karangpete-Salatiga, bersama Miftachul Mahmud Abu Roychan, 20 Juli dan 01 Agustus 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Penbaca memberikan komentar, nasehat, masukan termasuk kritik dan saran. Terima kasih.....